nongkrongvibes Perewangan Ghaib – Malam menggigil dalam hening, menyisakan desau angin yang berbisik di sela-sela dedaunan kering. Cahaya bulan separuh tergantung di langit, redup dan enggan menyinari tanah yang sudah lama berlumur dosa. Di balik bayang-bayang rimbun pepohonan, di sudut desa yang tak banyak disebut dalam peta, berdiri sebuah gubuk reot yang nyaris ditelan waktu. Gubuk itu tak pernah benar-benar kosong. Selalu ada bayangan yang bergerak di dalamnya, seolah penghuni dunia lain enggan pergi.
Di tempat inilah orang-orang datang dengan harapan dan ketakutan yang sama besar. Mereka yang lelah dihimpit kemiskinan, mereka yang haus kuasa, mereka yang tak lagi percaya pada kerja keras, semuanya mencari jalan pintas menuju kemakmuran. Dan di sini, mereka menemui perewangan mereka.
Perewangan, sosok-sosok tak kasatmata yang bersemayam di balik gelap, menunggu untuk dipanggil dan melayani. Tak ada yang tahu pasti apakah mereka jin, siluman, atau jelmaan roh-roh penasaran. Yang jelas, mereka setia kepada majikannya selama perjanjian ditepati. Namun, harga yang harus dibayar bukanlah sekadar mantra dan sesaji. Kadang, nyawa pun menjadi tumbal yang dituntut tanpa belas kasih.
Derap langkah seseorang terdengar mendekati gubuk. Seorang lelaki muda dengan wajah pucat dan sorot mata penuh kegelisahan berdiri di ambang pintu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, bercampur dengan ketakutan yang menggerogoti nyali. Dia tahu, sekali masuk, tak akan ada jalan kembali.
Perewangan Ghaib
Seorang kakek bertubuh kurus dengan rambut seputih kapas duduk di dalam, menatap tamunya dengan mata cekung yang dipenuhi rahasia dunia gaib. Di hadapannya, sebuah bokor berisi bunga tujuh rupa dan dupa yang mengepul pelan. “Kau datang untuk meminta kekayaan, bukan?” Suaranya serak, hampir seperti bisikan angin yang menyelinap di antara dedaunan.
Lelaki muda itu menelan ludah, mengangguk dengan tangan gemetar. “Saya… saya ingin hidup lebih baik. Saya ingin keluar dari kemiskinan.”
Kakek itu tersenyum tipis, seolah sudah mendengar permintaan serupa berkali-kali. “Kekayaan itu ada harganya, Nak. Kau harus berani membayar, dan kau harus siap menerima akibatnya.”
Di luar, angin tiba-tiba berhembus lebih kencang, membawa aroma kemenyan yang semakin menusuk. Dari sudut ruangan, bayangan mulai bergerak. Sesuatu yang tak terlihat oleh mata biasa hadir di sana, mengintai, menunggu keputusan yang akan mengikat satu jiwa lagi dalam jeratnya.
Di sinilah semua bermula. Di tempat ini, banyak yang terlahir kembali dalam balutan emas dan kemegahan, tetapi lebih banyak lagi yang menghilang, lenyap tanpa jejak, hanya menyisakan bisikan-bisikan samar di tengah malam.
Dan malam ini, satu perjanjian baru akan ditorehkan dalam lembaran takdir, menambah satu lagi kisah kelam dalam sejarah pesugihan.
Bersambung*
Catatan : Kirimkan cerita atau karyamu ke redaksi untuk bisa dinikmati banyak orang dan dapatkan benefit untuk karyamu melalui nongkrongvibes.com